Dulu FPI Persetan HAM dan Tai Kucing HAM, Sekarang Lapor Komnas HAM
Berita Terkini - Seru sekali membaca berita penembakan 6 laskar FPI oleh kepolisian, sampai keluar dua versi cerita yang berbeda antara kepolisian dan FPI. Di sini penulis tidak akan membuat dulu kesimpulan versi siapa yang benar, walaupun sudah memiliki keyakinan siapa yang benar, tapi penulis tidak ingin memyimpulkan terlalu dini hanya untuk mempengaruhi pendapat publik.
Penulis yakin publik sudah pintar dan bisa menilai semuanya. Kebenaran akan terbuka dengan sendirinya, karena penulis percaya pada pepatah "biarkanlah pembual terus membual, hingga menyangkal bualannya sendiri". Kebenaran yang sejati adalah kebenaran yang konsisten.
Berbicara konsistensi, andaikan benar anggota FPI menyerang kepolisian, maka penulis tidak kaget. Pertama, FPI sudah berani melakukan pengusiran ketika polisi mengirimkan surat panggilan kepada Bibib. Kedua, FPI sudah menyerukan seruan jihad lewan adzan yang diubah dan dilakukan oleh murid ideologis Bahar Smith bernama Habib Rehan Al Qadri.
Ketiga, jejak digital FPI membuktikan kalau bagi mereka membunuh tidak salah jika yang dibunuh adalah yang mereka anggap musuh. Salah satu jejak digital yang penulis temukan adalah Fatwa Wakil Ketua FPI terkait Ahmadiyah. Silakan tonton videonya di sumber berikut ini.
Di sana dengan jelas wakil ketua FPI berkata kalau halal membunuh Ahmadiyah. Bukan cuma halal melainkan sudah holol katanya. Lalu beliau juga melanjutkan dengan perkataan persetan dengan HAM dan tai kucing soal HAM.
Dari ketiga fakta di atas, semuanya konsisten sambung menyambung menjadi satu. Itulah kebenaran sejati, kebenaran yang konsisten!! Jika penulis atau siapapun yang bercerita namun tidak konsisten, maka jangan pernah dengarkan!!
Ketiga fakta di atas belum ditambahkan dengan perkataan Tengku Zulkarnaen yang berkata "membunuh atau dibunuh itu kesenangan kami".
Penulis masih berfikiran baik bahwa Tengku Zulkarnaen tidak terlibat dalam kasus ini. Tapi bagi yang mau melihat video ucapan Tengku Zulkarnaen tersebut, silakan klik sumber berikut ini.
Di akhir sumber tersebut ada video yang mengarah ke youtube, dan di video youtube tersebut ucapan Tengku Zulkarnaen ada di sekitar menit ke 2 dan menit ke 3.
Setelah penulis membahas soal contoh pernyataan-pernyataan yang konsisten. Maka saatnya sekarang penulis membahas soal contoh pernyataan yang tidak konsisten.
Sebelumnya penulis sudah jelaskan bahwa sebelumnya FPI lewat wakil ketuanya mengatakan bahwa persetan dan tai kucing dengan HAM. Ucapan wakil ketua FPI diamini oleh jemaat yang datang saat itu dan berteriak dengan nyaring ketika mendengan ucapan wakil ketua HAM.
Lalu sekarang setelah terjadi penembakan terhadap 6 orang anggota FPI mereka teriak-teriak soal HAM dan meminta bantuan komnas HAM? Berikut pernyataan juru bicara FPI Munarman, dilansir dari inews.com :
"Penjahat sekalipun tidak dibenarkan dengan ekstra jucial killing seperti itu. Ini pelanggaran HAM berat mereka yang melakukan proses pembunuhan di luar hukum," ujar Munarman dalam konferensi pers DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).
Komentar penulis : menembak mati seseorang terduga pelaku tindak pidana dapat dibenarkan apabila dilakukan dalam rangka menjalankan tugas (ex: penangkapan) dan dilakukan dalam keadaan terpaksa atau pembelaan terpaksa.
Pembelaan terpaksa tersebut harus sesuai Pasal 49 KUHP, yaitu pembelaan terpaksa tersebut dilakukan untuk diri sendiri maupun orang lain, kehormataan kesusilaan, atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum. Sumber.
Secara hukum maka silakan FPI membuktikan di pegadilan kalau anggotanya tidak berusaha menembak dan membahayakan keselamatan polisi. Membawa senjata api dan senjata tajam, lalu menyerang polisi maka bisa dikenakan UU Terorisme.
Silakan saja untuk proses hukum penulis tidak akan terlalu mencampuri, adu bukti saja biar tidak ada dusta diantara kita. Tapi bagi penulis sangat menggelikan ketika ada kelompok yang teriak-teriak persetan HAM, tapi sekarang mewek-mewek mengadu ke komnas HAM.
Apalagi HAM ini adalah produk penemuan dari orang-orang yang sering dianggap kafir oleh FPI. Terakhir, bukankah katanya mau jihad, kok dibantu dalam berjihad malah teriak-teriak HAM?
Ini adalah bukti FPI tidak konsisten, dan konsistensi ini bagi penulis sangat penting, karena kebenaran sejati adalah kebenaran yang konsisten.
Masih banyak sebenarnya ucapan tidak konsisten Munarman ini, tapi karena fokus artikel kali ini adalah masalah HAM, maka penulis cukupkan dulu sampai di sini sambil menunggu perkembangan selanjutnya.
Post a Comment