Ini Gebrakan Risma Menjaga Uang Rakyat, Semoga Berhasil dan Bikin Tikus Tak Berdaya
Berita Terkini - Mungkin belum lama ini, beberapa dari Anda sudah menonton sebuah video lawas di mana Mantan Presiden Gus Dur bicara soal pembubaran Departemen Sosial. Saat itu dia masih menjabat sebagai presiden.
Video tersebut dari program TV Nasional, di mana pembawa acara Andy F Noya menyatakan keheranannya dengan langkah Gus Dur membubarkan Departemen Sosial yang berperan sebagai lembaga mengayomi orang terlantar di Indonesia.
Gus Dur menyebut korupsi di Departemen Sosial sudah menjadi sarang tikus sehingga sulit ditangani. Tikusnya gede-gede. Korupsinya besar. Makanya dia membakar lumbung. Ketika ditanya kenapa lumbung yang dibakar, bukankah membasmi tikus tidak harus membakar lumbung, Gus Dur menjawab lumbung harus dibakar karena tikusnya sudah menguasai lumbung.
Kira-kira begitulah, kalau ada silap sedikit mohon diralat.
Saya tidak tahu kapan departemen sosial dibentuk lagi. Yang jelas, baru-baru ini kita tahu ada korupsi yang besar di Kementerian Sosial.
KPK menahan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap bansos penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek. Juliari diduga menerima uang suap sebesar Rp 17 miliar. Uang tersebut diberikan oleh perusahaan rekanan yang menggarap proyek pengadaan dan penyaluran Bansos Covid-19. Pengadaan bansos penanganan Covid 19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial tahun 2020 bernilai sekitar Rp 5,9 triliun, terdiri dari 272 kontrak dan dilaksanakan dalam dua periode.
Jadi, wajar kalau Gus Dur mengatakan korupsinya gede-gede di sana. Perputaran uangnya sangat besar. Intinya adalah penyelewengan, suap atau korupsi.
Dengan tertangkapnya Juliari, otomatis kursi menteri sosial jadi kosong. Dan ketika berdekatan dengan rencana reshuffle menteri, maka Wali kota Surabaya Tri Rismaharini ditunjuk untuk mengisi kursi mensos.
Tentu saja ini bukan tugas yang ringan. Jika di kementerian tersebut banyak peluang korupsi maka semakin banyak kerjaan untuk bersih-bersih.
Jadi, sebagai langkah awal, Risma mengaku akan melakukan bersih-bersih di tubuh Kementerian Sosial. Salah satunya adalah melalui kontrol keuangan dilakukan dengan tepat. "Iya sebetulnya saya nggak mau ngomong detail. Karena itu pun akan saya lakukan, tapi paling penting adalah bagaimana kontrol keuangan itu bisa dilakukan dengan tepat," kata Risma.
"Tapi masalahnya, Kementerian sosial itu ternyata bukan hanya ngelola yang APBN, ternyata ada beberapa anggaran yang jumlahnya besar, termasuk izin-izin melakukan donasi dan sebagainya," kata Risma.
Terkait pengawasan anggaran, Risma tidak memberitahukan apa yang akan dia lakukan. Tapi dia sudah menyiapkan cara agar kinerja Kementerian Sosial menjadi lebih baik ke depan. Dia mengatakan jika ingin tata kelola menjadi baik, maka yang ada di dalam harus baik. Begitu juga sebaliknya, kalau tata kelolanya tidak baik, outputnya pun menjadi tidak baik.
"Tata kelola, manajemennya untuk pengelolaan, semua sistem itu harus diperbaiki. Memang berat. Saya tahu itu tidak mudah. Tapi kan harus saya lakukan karena ini ngelola uang amanah rakyat luar biasa besarnya. Besar lho duitnya," kata Risma.
Terkait dengan jumlah anggaran dan uang yang besar, apalagi ini terkait bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, maka harus dipercayakan kepada orang yang sudah terbukti integritasnya. Salah satunya Bu Risma. Ada satu lagi sih, Ahok. Tapi nanti saya bakal dituduh Ahokers yang tak bisa move on. Mereka aja yang tak bisa move on dan tak mau mengakui kenyataan.
Orang-orang seperti Risma inilah yang harus ditempatkan untuk menjaga uang rakyat agar tidak dimakan oleh tikus-tikus perut gede (udah buncit tapi merasa masih kurang buncit). Biasanya orang-orang seperti ini bakal banyak musuh. Banyak yang akan marah karena tidak bisa lagi berpesta pora membuncitkan perutnya.
Dari 6 menteri yang kena reshuffle, hanya Kementerian Sosial inilah yang paling membuat saya antusias. Bukan karena kementeriannya, tapi karena sosok Risma yang ditunjuk jadi menteri. Dianggap sangat sukses membangun Kota Surabaya tentu kita berharap kinerja ini terbawa sampai ke Kemensos.
Bila suatu ruangan kotor karena banyaknya tikus, maka tikus tersebut harus dibersihkan agar ruangan bersih dan aman. Kalau tidak bisa membakar lumbung seperti yang pernah dikatakan Gus Dur, maka mengusir tikus adalah opsi terbaik atau membuat kebijakan agar tikus tak bisa mencuri. Buat sistem agar tikus tak berdaya.
Post a Comment