Serang Giring yang Kritik Anies, Pasha Ditabok Berita Gempa Palu!
Berita Terkini - Artis-artis tanah air yang berkiprah didunia politik tentunya tak lepas dari sorotan media. Sekali mereka mentweet kalimat, sekali itu menjadi sesuatu yang viral. Ini lantaran sebelum berkarir dipolitik, mereka terlebih dahulu memiliki nama besar. Tak terkecuali, Giring dan Pasha yang kini aktif jadi perbincangan setelah mengomentari banjir Jakarta. Sebenarnya tak ada yang salah dengan kritikan Giring.
Pernyataannya sebagai Plt ketum PSI mewakili anggotanya di DPRD Jakarta yang tugasnya memang memgawasi Gubernur DKI. Justru yang aneh adalah Pasha yang bukan orang Jakarta, bukan DPRD, tapi ikut kepanasan. Mungkin benar adanya desas-desus kalau ia ingin menjadi wakil Anies bila Pilkada 2022 bila dipaksakan digelar. Tapi, ironis serangan balik ke Pasha justru bukan dari Giring, tapi dari berita lama akan kegagalannya sebagai walikota.
Sebelumnya dikutip VIVA, Selasa 23 Februari 2021, Giring mengatakan jika banjir di Jakarta dikarenakan Anies yang tidak punya rencana yang jelas untuk mengatasinya. Begini kutipan lengkapnya:
Mas Gubernur @aniesbaswedan jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya.
Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta. Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan.
Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa.
Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua.
Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan.
Namun, kritik ini dikomentari pedas oleh mantan Wakil Wali Kota Palu sekaligus vokalis band Ungu, Sigit Purnomo Syamsyddin alias Pasha ungu. Pasha merasa apa yang disampaikan Giring terlau kerdil.
"Saudaraku bro @giring yang terhormat. saya izin komen di laman pa Plt.ketum psi. judgement bro ketum terkait kapabilitas pa gub @aniesbaswedan yang bro anggap tidak mampu mengelola Jakarta saya kira terlalu naif dan kerdil. mengelola Jakarta tidak semudah bro mengkritik di medsos," kata Pasha.
Pasha bahkan menanyakan ke Giring apakah pernah punya pengalaman dalam mengelola pemerintahan di lingkungan kecil seperti kelurahan.
"Apakah bro giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/daerah atau bahkan kelurahan? mohon maaf kalau saya keliru berpendapat bro ketum," kata Pasha.
Atas komen Pasha yang menghina Giring, berita lama mengenai dirinya diminta mundur pasca tak becus menangani gempa palu kembali viral.
Seperti diberitakan suara.com, sambil menitikan air mata, Pasha Ungu mengaku siap dan ikhlas untuk mundur menjadi Wakil Wali Kota Palu. Hal itu diutarakan Pasha setelah ada sekelompok orang yang merupakan korban gempa Palu, yang memintanya mundur.
Pasha dianggap tak mampu menyelesaikan persoalan yang mendera daerahnya pascagempa dan tsunami disertai likuifaksi pada 28 September 2018.
"Saya secara pribadi sebagai Wakil Wali Kota Palu, kalau memang dianggap tidak maksimal menjalankan pemerintahan, saya tidak ada masalah. Saya siap diturunkan atau mengundurkan diri," ujar Pasha Ungu sembari meneteskan air mata di kantor DPRD Palu, Sulawesi tengah, Rabu (17/10/2018).
Kita tahu selama Pasha menjadi pejabat, tak ada perubahan atau kemajuan di tangannya. Kita mengenal popularitas Risma, Ganjar dan bupati Banyuwangi ketimbang Pasha. Ini menjadi bukti kalau kedudukan saja tak lantas bisa menjadi acuan orang itu sukses atau tidak. Buktinya Anies yang dapat jabatan Mendikbud meski dipecat dan sekarang DKI 1 malah tak populer. Padahal jabatanmya menjadi incaran banyak orang. Tapi, di tangan Anies, kedudukan Gubernur DKI malah jadi bahan bullyan.
Orang-orang malah senang menyebutnya dengan julukan wan abud, wan aibon, wan genteng, dan terakhir wan adobe karena suka ngedit foto. Adakah kemuliaan dari suatu jabatan kalau cuma begini hasilnya? Justru Anies lebih baik jadi dosen dan jauh dari sorotan media ketimbang dibully tiap hari. Termasuk Pasha yang hanya bisa nangis-nangis saat jadi walikota. Biarkan Giring mengkritik karena memang tugasnya. Dan tugas kita semua memastikan tak ada lagi Anies kedua di Balaikota kelak. Dan semoga pengganti Jokowi bisa setara atau lebih baik darinya.
Post a Comment