Ujub Takabur Merasa Banyak Berbuat, Mulut Ahok Ditampar Banjir Cipi-Mel (Lagi)
Berita Terkini - Baru 10 hari lalu Ahok berbangga-bangga dengan warga Cipinang Melayu, merayakan banjir di wilayah itu yang sudah bisa diatasi dan dikendalikan. Sambil bernostalgia dengan Ibu Rumiati kembali, warga terikhlas yang pernah memeluknya senang, padahal rumahnya sedang dilanda banjir setinggi dada tahun 2017 lalu itu, Ahok pun mengukir kenangan dengan sebuah foto.
Foto pun tidak lupa dia sandingkan, before and after, di-upload dan diberi keterangan seperlunya di akun Medsosnya. Sialnya, seperlunya bagi dia bukan sekedarnya, melainkan seperlu nyampe semua kisah bisa dijabarkan dengan detailnya.
Lalu dengan pongah Ahok mulai bercerita panjang lebar, bahwa hasil ini didapatkan setelah dia belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Dia mengaku telah memberikan perhatian dan penanganan menyeluruh, sambil cerita gerebek lumpur, ngomong sodetan dan berkisah mengenai tanggul.
Dari penyiapan eskavator, ada apa di hulu kali Sunter, bagaimana dengan waduk Pondok Rangon, waduk Tiu, sampai perencanaan debit air yang terkontrol, semua dia kisahkan.
Katanya itu semua yang sudah dia kerjakan, makanya Cipinang Melayu sudah tidak banjir lagi.
Hm, terlalu cepat memang dia berbangga hati. Ujub takabur merasa sudah banyak berbuat padahal banjir baru sekali doang absen di wilayah itu. Dia lupa Aa Gym pernah berkata, “Innalillahi, Jakarta banjir lagi, semoga nanti ada pemimpin Jakarta yang rendah hati, tak ujub takabur merasa sudah banyak berbuat."
Tuh, alhasil banjir di Cipinang Melayu yang terjadi lagi hari ini benar-benar menampar mulut Ahok, sampai berdarah-darah, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Benar yang diingatka Aa Gym. Jagan ujub takabur.
Entah Ahok sedang apa sekarang ini, hujan-hujan begini, banjir begini. Bagaimana nasib kisah yang sudah sempat diuploadnya di akun Medsosnya? Bagaimana nasib foto mesranya bersama Ibu Rumiati? Masihkah dia simpan di dalam dompetnya, atau sudah dirobek-robek dan dibuang olehnya?
Bagaimana pula nasib toa yang dulu dia banggakan untuk memberi peringatan dini banjir? Tidak ada kabarnya tuh. Padahal anggarannya besar sekali lho mengadakan toa super seperti itu.
Memang eneg melihat gaya Ahok ini. Tidak banyak yang dia kerjakan. Sekali bekerja, kerjaannya aneh-aneh. Bikin bambu mesumlah, prasasti batu tawuranlah, monumen peti matilah. Jarang ada yang bermanfaat.
Sekalinya bermanfaat, ya, manfaatnya hanya untuk penyelenggara Formula E yang ketiban durian runtuh. Beruntung tanpa perlu berkeringat.
Sebelnya, sekali orang mengalami hal menyenangkan, dia langsung hadir cari celah untuk pengakuan diri. Masih ingat bagaimana dia melalui buzzernya mengambil keuntungan dari hujan dan pandemi yang menurunkan tingkat polusi udara Jakarta? Mereka mengesankan itu adalah hasil kerja Ahok.
Masih ingat Ahok sengaja mengecat kolong tol dan atap rumah di sekitar fly over tapal kuda? Itu untuk mengambil kesan bahwa tol dan fly over-nya adalah jerih payah dia sendiri.
Begitu juga kemaren saat pertemuan dengan warga Cipinang itu. Kebetulan saja arah air tidak mengalir ke sana, lalu dia ambil kesan itu adalah hasil pengorbanannya.
Lucu gak sih, dia datang ke Cipinang Melayu yang kering pada saat wilayah Jakarta lainya sedang kebanjiran?
Jelas sekali memang dia mencari setiap mili kesempatan untuk mencitrakan dirinya bisa bekerja. Dia semangat berfoto di Cipinang Melayu saat itu, tapi melupakan rasa simpati dan usaha untuk mengentaskan banjir di wilayah lain.
Entah besok pagi apa lagi alasan Ahok untuk berkelit dari tamparan banjir ini. Tidak mungkin rasanya dia berdiam seribu bahasa.
Kalaupun buka dia, akan banyak buzzernya yang siap menutupi malunya terjadi kebanjiran ini lagi, dengan kisah seru lainnya. Semisal gunung Gede Pangrango yang tiba-tiba nongol di depan mata, atau mungkin kisah lain, munculnya hikmah dari banjir Cipinang Melayu, dengan ditemukannya kuburan harta karun kuno yang tergerus banjir, mungkin?
Eh, kok dari tadi nyebut-nyebut nama Ahok sih?
Ya, buzzer DKI mah tidak akan pernah mengakui kesalahan orang lain selain kesalahan Ahok. Sudah biar saja, dari pada nanti diserang, disuruh minta maaf karena sempat menuduh mereka menyebar foto tempelan?
Padahal kan bukan fotonya yang tempelan, cuma gubernurnya saja.
Post a Comment