Bila Puan Akan Kepakkan Sayap Beneran, Bisa Berhasil asal tidak Salah Pilih Cawapresnya

Berita Online - Ini hanya sebuah dialog imajiner di malam Jumat Kliwon, antara Megawati Soekarnoputri (MS) dengan Ganjar Pranowo (GP) tentang Puan Maharani.

Dan ternyata dialog imajiner ini tak jauh beda dengan pendapat pengamat politik Khoirul Umam saat mengomentari Puan yang bersiap mengepakkan sayapnya di ajang kontestasi kepemimpinan nasional 2024.

Sore itu, di senja hari, MS memerintahkan ajudannya untuk menelpon GP agar sekarang juga harus segera terbang ke Jakarta. Klasifikasi perintahnya: Sangat Penting dan Mendesak. Bahkan MS sudah menentukan GP menginap di hotel mana.

Tak pakai pikir panjang lagi, GP kemudian terbang ke Jakarta melalui bandara Achmad Yani Semarang. Tiba di hotel X seperti petunjuk MS, waktu menunjukkan pukul 9 malam lebih sedikit.

GP buru-buru mandi agar segera cabut dari hotel begitu di telpon MS. Tapi, hingga menjelang tengah malam GP belum mendapat telpon dari Teuku Umar kediaman MS.

GP kemudian masuk kamar, tapi tak berani tidur, hanya rebahan saja. Namun HP tetap dalam genggamannya.

Kira-kira pukul dua belas malam lebih seperempat, ada telpon dari ajudan, agar GP segera ke Teuku Umar. Mobil jemputannya sudah menunggu di dekat pintu utama hotel.

Tidak lebih dari dua puluh menit GP sudah sampai Teuku Umar. Di ruang tamu sudah tersedia teh panas. ART MS mempersilakan GP minum, untuk membunuh dinginnya malam.


--oo0--


Baru dua tiga seruputan, MS keluar dan duduk berhadap-hadapan dengan GP. Gubernur Jawa Tengah ini langsung menyalami MS sambil berdiri dengan sikap penuh hormat. MS: “Slamat pagi dini hari Njar”.

GP: “Siap. Selamat pagi juga Bu”. Suasana terasa kaku, karena memang selama ini tidak pernah ada komunikasi langsung antara MS dengan GP.

MS: “Begini Njar. Setelah saya melakukan meditasi dan permenungan yang begitu mendalam, saya putuskan Mbak Puan sudah saatnya mengepakkan sayap dan maju dalam ajang Pilpres tahun depan”.

GP manggut-manggut kecil. Kemudian MS melanjutkan. MS: “Njar, kamu termasuk petugas partai yang setia. Dan kebetulan saya baca di berbagai media, relawanmu cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah”.

GP menimpali: “Siap Bu”. “Oleh karena itu, sebagai petugas partai, kamu harus bisa memberikan pengertian kepada relawanmu bahwa Mbak Puan lah yang telah saya putuskan untuk maju.

Saya minta relawanmu agar mendukung tanpa reserve”. “Saya juga sudah menentukan siapa yang bakal mendampingi Mbak Puan. Yang jelas sosok itu non parpol, punya logistik kuat, punya dukungan ormas Islam terbesar di Indonesia, relatif bersih namanya, pejabat publik dan berdarah luar Jawa”.

“Injih Bu,”ujar GP singkat.


--oo0oo--


Kemudian MS memberikan ijin GP untuk meninggalkan Teuku Umar. “Silakan beristirahat Njar. Saya memanggilmu ya hanya ini yang ingin saya sampaikan."

"Saya minta relawanmu mendukung Mbak Puan tanpa reserve ya. Slamat pagi.” Keduanya berdiri hampir bersamaan, GP lebih dulu menyalami MS. “Nyuwun pamit Bu, saya mohon ijin untuk kembali ke Semarang sekarang juga.” “Baik Njar, hati-hati di jalan,”jawab MS.


--oo0oo--


Di mobil yang mengantarnya ke hotel, GP hanya mesam-mesem dan menebak-nebak siapa gerangan yang jadi pilihan MS. Tapi tak ada yang diajak ngobrol, makanya nama itu masih dalam batin GP saja.

Saya sebagai dalang dialog imajiner ini pastinya sudah bisa menebak bahwa yang akan dipilih MS adalah Erick Thohir. (ET).

Karena empat kriteria yang di utarakan dalam dialog imajiner itu semuanya ada di sosok ET. Logistik kuat. Ya, dia seorang pengusaha. Bahkan bila maju dipinang MS beneran, ada pengusaha besar yang bakal memback-upnya.

Siapa lagi kalau bukan pengusaha besar di sektor batubara, yakni Boy Thohir, kakak kandung ET. Masa’ Boy akan diam saja, manakala adiknya terjun di ajang kontestasi kepemimpinan nasional 2024.

ET juga didukung ormas Islam terbesar, NU. ET kini sudah menjadi anggota kehormatan Banser, dan didapuk PBNU untuk menjadi ketua panitia nasional 100 tahun NU.

ET sekarang masih duduk sebagai Menteri BUMN sehingga dia dikenal luas oleh masyarakat. Sebagai representasi luar Jawa, ET berdarah Lampung.

Seorang pengamat politik Khoirul Umam berpendapat, meski elekbilitas Puan rendah, tapi 21 persen suara yang diperoleh PDIP itu sebagai modal buat Puan.

Dengan demikian, untuk mengepakkan sayap di pilpres 2024 sebetulnya Puan lah yang paling siap ketimbang jagoan lain.

Umam mengakui masih ada yang menganggap remeh Puan karena bayang-bayang besar kakek dan ibunya.

Namun, menurut Khoirul, dalam dunia politik posisi Puan tidak sesimpel itu. “Memang dia memiliki keterbatasan elektabilitas saat ini, tetapi fakta politik menunjukkan Puan memiliki mesin politik yang solid dan mampu menggerakkan 21 persen suara.

Itu adalah kunci riil dalam mesin pencapresan,” tegas Khoirul Umam.

Prediksi saya, Ketum PDIP menugasi Puan Maharani jalan-jalan menemui ketum parpol lain itu hanyalah untuk basa-basi politik saja.

Dugaan saya, Megawati akan lebih memilih pendamping Puan dari non-parpol yang kuat dalam berbagai hal, seperti dalam dialog imajiner diatas. Namanya saja dialog imajiner, bisa benar dan bisa tidak.


Sumber : https://seword.com/politik/bila-puan-akan-kepakkan-sayap-beneran-bisa-iyQrDttqmc

No comments

Powered by Blogger.
------------------------------