Drama Anies Baswedan Terkait PBB Gratis, Untuk Menutupi Boroknya?

Berita Online - Salah satu alasan kenapa Anies Baswedan menang dalam Pilkada Jakarta tahun 2017 lalu adalah karena dia pintar.

Anies pintar merangkai kata manis sehingga banyak orang awam yang terpengaruh dengan janji manisnya.

Entah berapa juta rakyat Jakarta yang terbuai kata manis Anies Baswedan saat kampanye tetapi akhirnya harus menelan pil pahit melihat fakta setelah Anies berkuasa.

Coba saja perhatikan beberapa fakta tentang janji manis Anies Baswedan dan fakta pahitnya setelah dia berkuasa saat ini.

Ada yang masih ingat bagaimana buzzer Anies seperti Panji Pragiwaksono yang ikut membuai jutaan rakyat miskin di Jakarta dengan iming-iming dapat rumah DP 0 saat kampanye lalu?

Tapi faktanya, setelah Anies berkuasa, rumah DP 0 ternyata untuk orang kaya.



Dengan dalih keberpihakan, jutaan rakyat miskin Jakarta terbuai untuk mendapatkan rumah DP 0 sehingga mereka kompak memilih Anies saat itu, tapi akhirnya mereka sadar itu hanya janji manis Anies demi mencapai kekuasaan.

Apakah kalian berpikir jika Panji mau jadi buzzer Anies secara gratis saat kampanye tahun 2017 lalu?

Memangnya, Panji peduli dengan jutaan rakyat miskin Jakarta yang akhirnya kecewa dengan janji manis rumah DP 0 saat ini?

Gimana ya perasaan jutaan rakyat miskin Jakarta yang dibuai dengan janji manis program OK OCE saat kampanye yang katanya akan punya usaha, disediakan tempat usaha, dimodalin bahkan dicarikan pembeli, tapi akhirnya ternyata “dikadalin”.

Belum lagi janji manis Anies tolak reklamasi kepada jutaan nelayan di Jakarta saat kampanye tapi akhirnya, semua itu terbukti hanya demi mencapai kekuasaan untuk jadi Gubernur Jakarta.

Yang anehnya, Anies dulu koar-koar jika reklamasi dilanjutkan maka Jakarta akan banjir besar saat kampanye, tetapi setelah berkuasa, Anies malah mengklaim jika reklamasi akan menyelamatkan Jakarta dari banjir.

Dan beberapa hari yang lalu, Anies kembali membuat drama seolah dia yang paling peduli nasib rakyat miskin di Jakarta saat ini dengan menggratiskan PBB rumah dengan NJOP di bawah Rp 2 miliar.

"Kita tidak ingin warga Jakarta karena kebijakan PBB-nya, maka seakan pelan-pelan terusir dari tanahnya sendiri karena tidak mampu membayar PBB. Kita tidak ingin warga Jakarta terusir," kata Anies. Sumber

Kalau orang awam yang buta sejarah pasti akan menganggap Anies sangat peduli dengan nasib rakyat Jakarta, padahal itu hanya sebuah drama.

Saat masih memimpin di Jakarta, Ahok malah sudah menggratiskan PBB rumah dengan NJOP di bawah Rp 1 miliar.

Lalu, program Ahok ini dihapus oleh Anies, dan sekarang Anies membuat drama dengan menggratiskan PBB di bawah 2 miliar?

Anies mengatakan jika dia menggratiskan PBB karena dia tidak mau rakyat terusir dari tanahnya sendiri.

"Kita tidak ingin warga Jakarta karena kebijakan PBB-nya, maka seakan pelan-pelan terusir dari tanahnya sendiri karena tidak mampu membayar PBB. Kita tidak ingin warga Jakarta terusir," kata Anies. Sumber

Ada yang percaya dengan ocehan Anies Baswedan tersebut?

Jadi ingat ocehan Anies saat kampanye yang mengatakan bahwa tidak boleh lagi ada penggusuran di Indonesia, tetapi setelah Anies menang, rakyat miskin tetap digusur bahkan ada yang diperlakukan seperti hewan.

"Kami kayak binatang saja pak. Sudah dihancurkan (tempat) tinggal kami. Enggak ada relokasi," kata Mochamad Hasan Basri salah satu warga di lokasi, Sumber

Padahal rakyat Jakarta yang digusur oleh Anies ini adalah pemilih militan Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2017 silam.

Bahkan, mereka rela membaca Surat Yasin secara bersamaan-sama demi mendoakan kemenangan Anies yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Dan sekarang, rakyat yang digusur oleh Anies merasa menyesal milih Anies?

Memang benar, penyesalan itu selalu datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran.

Makanya tidak heran dengan hasil survei awal tahun 2022 terkait kinerja Anies Baswedan.

Mayoritas rakyat Jakarta atau sekitar 60,3 persen tidak puas dengan kinerja Anies Baswedan selama ini.

Dari kasus kepemimpinan Anies Baswedan ini, kita bisa belajar banyak hal khusunya bagi kaum yang mau berpikir.

Ingat, yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal.

Kita dianugerahi akal untuk berpikir jernih agar tidak mudah terbuai dengan janji manis oleh para politikus busuk yang menghalalkan segala cara, bahkan berani mempolitisai ayat dan mayat demi nafsu politik duniawi.

Sesuatu yang dicapai dengan cara yang tidak baik, maka hasilnya juga tidak baik.

Dan lihatlah bagaimana hancurnya Jakarta saat ini…

Apakah rakyat Indonesia, khususnya rakyat Jakarta sadar bahwa Anies Baswedan sengaja menciptakan kata-kata baru untuk menutupi boroknya yang “tidak becus” bekerja selama ini?

Pada tahun 2018, Anies sengaja menciptkan istilah naturalisasi sungai untuk menutupi fakta bahwa dia tidak mau mengeruk sungai untuk menghindari banjir?

Akhirnya, sungai jadi mandek karena berisi lumpur yang tidak pernah dikeruk.

Di saat Presiden Jokowi sibuk membangun jalan (infrastruktur) di seluruh pelosok Indonesia untuk meningkatkan ekonomi rakyat, Anies Baswedan malah sibuk ganti nama jalan.

Anies Baswedan tidak sanggup buat jalan makanya dia hanya ganti nama jalannya aja.

Saat Ahok sibuk cari lahan kosong untuk membangun 29 RSUD, Anies hanya sibuk ganti nama 31 RSUD untuk menutupi boroknya yang tidak mampu bekerja keras seperti Ahok.

Kasarnya, Ahok yang susah panyah bangun RSUD, Anies hanya tinggal ganti nama RSUD saja.

Jika Rumah Sakit Jakarta diganti namanya oleh Anies menjadi Rumah Sehat Jakarta, kenapa Anies tidak masuk Rumah Sehat Jakarta tersebut?

Anies Baswedan sehat kan?

Jika Ahok sudah membangun 4 buah Mesjid selama ini, Anies yang katanya pemimpin se-iman sudah bangun berapa Mesjid selama kepemimpinanya?

Jika Ahok sudah banyak memberangkatkan orang umrah dan haji selama kepemimpinannya, bagaimana dengan Anis yang katanya pemimpin se-iman?

Akhir kata, sudah kelihatan bukan bagaimana Anies Baswedan begitu pintar merangkai kata manis saat kampanye demi mencapai kekuasaan menjadi Gubernur Jakarta saat ini.

Masih percaya dengan semua istilah yang dibuat oleh Anies untuk menutupi boroknya yang “tidak becus” bekerja?

Silahkan rakyat menilainya sendiri…

Jadi ingat peribahasa, hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.

Wassalam,

Nafys Seword

Tulisan sebelumnya https://seword.com/politik/miris-kelakuan-sby-di-sidang-tahunan-dan-hut-ri-AOJCoqh3nY

No comments

Powered by Blogger.
------------------------------