Baru Terungkap Pasukan Elit Loreng Bergerak Cepat Selamatkan Orangtua Bharada E, Upaya Penjebakan Gagal Total

Berita Terkini - Ada cerita menarik dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Satu di antara tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Bharada E, ternyata berubah pikiran secara cepat saat ada orang-orang Ferdy Sambo yang akan menjemput orangtuanya.

Awalnya Bharada E memberi lampu hijau pada orang kepercayaan Ferdy Sambo untuk menjemput orangtuanya yang sudah tiba di Jakarta.

Namun, hanya dalam hitungan menit, Bharada E mengubah keputusannya. 

Rupanya Bharada E menghubungi seseorang dari pasukan elite loreng Brimob Polri untuk menjemput orangtuanya.

Dari sana, orangtua Bharada E langsung dijemput pasukan elit. Kecepatan mereka sangat teruji antaran bisa membawa orangtua Bharada E.

Sementara orang keprcayaan Ferdy Sambo tidak diceritakan bagaimana selanjutnya lantaran gagal membawa orangtua Baharad E.

Rupanya pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang pernah mengatakan jika diduga orangtua Bharada E sudah dikuasi pasukan tertentu terbukti benar.

Saat itu Kamaruddin Simanjuntak berbicara di acara televisi, jika dirinya meminta orangtua Bharada E untuk diperiksa terkait dugaan ada uang masuk ke Bharada E.

Akan tetapi, dia justru mendapat informasi jika orangtua Bharada E sudah tidak ada di kampung, melainkan diduga diamankan di Mako Brimob.

Terkait keberadaan orangtua Bharada E sudah "diamankan" di Mako Brimob, saat ini justru diungkap Deolipa Yumara. 

Eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan hal itu dilakukan untuk melindungi dari kejaran geng Ferdy Sambo.

Deolipa Yumara mengatakan, orangtua mantan kliennya, yakni Bharada E sempat diminta oleh geng dari  Ferdy Sambo untuk datang ke Jakarta.

Bharada E mengatakan langsung tentang ha itu pada Deolipa Yumara saat masih menjadi pengacaranya.

Ketika itu, geng Ferdy Sambo mengatakan akan menjemput untuk melindungi orangtua Bharada E akan dilindungi oleh grup Ferdy Sambo.

Pernyataan Deolipa Yumara diungkap langsung melalui acara tv berita Selasa (6/9/2022). 

"(Orangtua Bharada E) diminta ke Jakarta. Katanya Grupnya Sambo mau rangkul orang tuanya," kata Deolipa Yumara. 

Setelah itu terjadi, Bharada E langsung menghubungi Deolipa Yumara, untuk meminta bantuannya.

"Eliezer (Bharada E) ngomong. Bang (Deolipa) itu orang tua saya sudah di Jakarta karena permintaan grupnya Sambo. (orangtua Bharada E) Mau dilindungi grupnya Sambo," kata Deolipa Yumara menirukan pembicaraan bersama Bharada E.

Deolipa Yumara menduga-duga, jika pengamanan orangtua Bharada E ini agar situasi cerita atau skenario tidak berubah.

"Betul (agar sesuai dengan keinginan Ferdy Sambo)," kata Deolipa. 

Dengan situasi saat itu, Deolipa Yumara mengatakan Bharada E seperti dijebak oleh geng Ferdy Sambo.

Saat tahu orangtuanya sudah di Jakarta, Bharada E langsung berubah pikiran. Bharada E menilai bahwa orangtuanya akan dijebak geng Ferdy Sambo.

Lantaran takut terjadi sesuatu pada orangtuanya, Bharada E kemudian meminta bantuan Brimob untuk lebih dulu mengamankan orangtuanya yang sudah ada di Jakarta. 

"Akhirnya dia (Bharada E) kontak Brimob supaya tolonglah selamatkanlah orang tua saya," kata Deolipa Yumara.

Untuk memastikan orangtua Bharada E sudah aman, Deolipa Yumara yang masih jadi pengacara yang bersangkutan langsung menghubungi pihak Brimob. 

"Saya konfirmasi kebenaran data ini (orangtua sudah diamankan Brimob) ke Sespri Dankor Brimob. 'Ya bang, kami yang amankan (orang tua Bharada E), udah aman'," jelasnya.


Bharada gelisah sebelum penembakan

Richard Eliezer atau Bharada E mengaku melakukan ritual tertentu setelah menyatakan kesiapan menjalankan perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Pengakuan itu cukup mengejutkan lantaran Bharada E malah menyatakan kesiapan menembak Brigadir J yang merupakan rekan sekamarnya.

"Bharada E dipanggil (Bripka RR atas perintah Ferdy Sambo) ke lantai tiga. Itu kemudian disuruh (Ferdy Sambo) menembak (Brigadir J)" kata Ronny seusai dihubungi, Kamis (8/9/2022).  

Setelah menyatakan siap menembak, Bharada E lalu menjalankan ritual di tempat khusus.

Ritual yang dilakukan Bharada E ini dilakukan di TKP Saguling yang saat rekonstruksi tidak diungkap.

Bharada E melakukan ritual itu hanya beberapa jam sebelum dirinya menjalankan perinta Ferdy Sambo menembak Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada (8/7/2022) lalu.

Ritual yang dilakukan Bharada E di tempat khusus tersebut adalah berdoa di toilet rumah Saguling III.

Soal Bharada E melakukan ritual doa di toilet tersebut dikatakan kuasa hukumnya, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Ronny Talapessy.  

Diketahui jika Bharada E memberi pengakuan sempat berdoa setelah menyatakan siap menjalankan perintah dari Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.  

Dari sana dikatakan Ronny diketahui ada rencana penembakan Brigadir J, yakni sejak di rumah Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.

Bharada E saat itu mengaku masuk ke dalam toilet. Di sana Bharada E berdoa.

Doa dilakukan Bharada E sebelum rombongan berangkat ke rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga.

"Klien saya (Bharada E) turun ke bawah sempat ke toilet berdoa," kata Ronny seusai dihubungi, Kamis (8/9/2022).  

Di sana, kata Ronny, Bharada E mengungkap keterkejutannya lantaran mendengar perintah dari seniornya Bripka Ricky Rizal.

Bharada E langsung gelisah sehingga memilih untuk berdoa sebelum berangkat ke TKP.

"Waktu ke bawah (di Saguling III), klien saya lihat sudah persiapan jalan ke Duren Tiga. Iya (Bharada E) sempat berdoa," katanya.  

Kemudian, Ronny Talapessy menampik jika ada dugaan Bharada E sempat menghubungi seseorang sebelum ke TKP.

"Enggak ada (yang dihubungi Bharada E). Kemarin yang disampaikan pengacara lama (Deolipa Yumara) itu hoaks," katanya. 

No comments

Powered by Blogger.
------------------------------