Bukti Anies Itu Payah, Masa Iya di Jakarta Elektabilitasnya hanya 42,4%?
Berita Terkini - Yakin. Ini menurut rilis survei Indikator Politik Indonesia. Dalam survei calon presiden 2024, dalam simulasi tiga nama, pemilih DKI Jakarta yang memilih Anies Baswedan ternyata hanya 42,4%. Di posisi kedua dan ketiga masing-masing diduduki oleh Ganjar Pranowo dengan 33,2% dan Prabowo Subianto dengan 16,6% serta 7,9% tidak menjawab atau tidak tahu.
Memang kalau hanya melihat besaran angka semata, Anies adalah yang tertinggi. Anies pemenang di DKI Jakarta. Namun bila mengingat beliyo adalah mantan Gubernur yang katanya sukses berat menjalankan tugasnya, angka tersebut jelas memprihatinkan. Masa iya mantan Gubernur yang katanya berprestasi itu, elektabilitasnya tidak sampai setengahnya? Payah, masa gubernur dengan banyak penghargaan, elektabilitasnya tidak sampai 50%?
Sudah jelas, sesuatu begitu memprihatinkan! Apalagi ketika dibandingkan dengan angka keterpilihannya dulu yang mencapai 57,96% itu, jelas elektabilitas Anies ini bukti sebuah keterpurukan. Kurang lebih dengan selisih 15%, tentu bukan angka yang kecil sebagai penunjuk bahwa Anies memang tidak pantas sebagai calon presiden!
Ketidakpantasan tersebut semakin tergambar dalam survei top of mind dari pertanyaan 'bila pemilihan presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan ibu/bapak pilih?'. Hasilnya, Anies Baswedan hanya di angka 28,0%!
Baca Juga : Ngakak! Pamer Keunggulan Prabowo Dibandingkan Capres lain, Fadli Zon Kena Skakmat Netizen
Hmmm, sebuah angka yang mengejutkan tentunya. Mantan gubernur ternyata dipilih tidak sampai sepertiga dari seluruh mantan warga yang dipimpinnya. Memprihatinkan!!!
Sebenarnya sangat tidak mengherankan. Wajar dan sangat bisa dimengerti. Rekam jejak beliyo dalam memegang tampuk pimpinan di DKI Jakarta selama lima tahun ini, cara kerja dan hasilnya memang patut untuk dipertanyakan.
Rekam jejaknya telah membuktikan bahwa Anies tidak punya cukup tenaga untuk bekerja. Energinya telah habis duluan hanya untuk menyusun kata-kata, baik ketika hendak memikat pemilihnya maupun ketika kemudian untuk menutupi ketidakmampuannya dalam bekerja tadi.
Anies sama sekali tidak menunjukkan itikad baik terkait keberlanjutan. Apa yang sudah dimulai oleh pendahulunya tidak ada upaya untuk melanjutkan. Atau kalau tidak, Anies hanya menutupinya dengan istilah-istilah baru yang naasnya, pada kenyataannya juga tidak ada hasilnya.
Cara kerja Anies juga hanya seperti orang berias. Main waring untuk menutupi sungai yang bau dan joroknya minta ampun, ngecat atap dan pilar jalan sana-sini, bikin monumen-monumenan, serta ketika membangun JIS ternyata tidak sesuai standar yang ditentukan dan tanpa fasilitas pendukung di sekitarnya.
**
Akhirnya, ya pantas saja ketika kemudian Surya Paloh, bos utamanya Anies, sudah beberapa kali memperlihatkan ketidakyakinannya pada mantan Mendikbud itu.
Sekali payah ya akan tetap payah……
Sumber : https://seword.com/politik/bukti-anies-itu-payah-masa-iya-di-jakarta-cPdd15ykx7
Post a Comment