Benarkah Presiden Jokowi Menangis di Pulau Ini?
Berita Terkini - Pria berbaju putih dan berjaket cokelat didalam mobil buatan Jerman dengan bendera merah putih tertancap di bagian depannya itu, melintas di jalan tanah berdebu. Iring-iringan belasan mobil di depan dan di belakang mobil itu. Sementara, di kiri dan kanan jalan menanjaki lereng gunung yang di lintasi, masyarakat tumpah ruah. Rambut mereka, ada yang berwarna kecokelatan lantaran tebaran debu yang nyangkut di sana. Namun mereka bergeming. Kebanyakan mereka pun tidak mengenakan masker.
Tangan mereka melambai, ada yang memegang bendera kecil, sambil berteriak "Pak De.... Pak Jokowi, kami cinta engko, Ama Presiden terima kasih sudah datang kekampung kami, Untung bapak jadi presiden sehingga seumur hidup kami akhirnya hari ini kami bisa lihat presiden Indonesia datang ke pulau kami," dan berbagai kalimat yang terlontar dari ribuan masyarakat yang tumpah ruah hendak menyaksikan kedatangan bapak presiden.
Mobil berhenti, tidak jauh dari episentrum petaka itu. Jokowi turun dari mobil dengan ekspresi yang sulit untuk digambarkan. Sepanjang jalan kedua matanya merekam betapa hancurnya kampung itu. Dan begitu kedua kakinya berpijak di tanah, ia membuka masker lalu menyeka kedua matanya, melihat sebentar ke pergelangan tangannya dan mengenakan masker kembali. Dan, dokumentasi atas momentum itu pun menjadi viral di jagat maya. Taglinenya, Jokowi Menangis di Pulau Adonara.
Minggu, 4 Aprl 2021 dinihari, sekira pukul 01.00 banjir bandang menerjang sejumlah desa di pulau yang masuk dalam wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu. Kabupaten tetangga, Lembata pun mengalami hal yang sama. Puluhan warga meninggal dunia, ada yang hilang tak ditemukan sampai detik ini, rumah hanyut terbawa banjir dan halaman rumah berubah menjadi jalur banjir dengan lebar mencapai 4 -5 meter.
Hanya berselang 5 hari setelah peristiwa itu, Presiden Jokowi bersama beberapa menteri terbang dari Jakarta ke Maumere, langsung berganti dengan helikopter menuju ke Lembata dan Adonara.
Kembali ke peristiwa yang terjadi petang itu di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, benarkah Presiden Jokowi menitikkan air mata? Pertanyaan ini diajukan dengan sebuah kesadaran penuh bahwa presiden benar-benar datang dan menyaksikan kondisi di lapangan dengan penuh keprihatinan serta dukacita mendalam.
Yang tidak boleh dilupakan adalah, bahwa peristiwa itu terjadi dalam kondisi lokasi berdebu. Dan dalam perjalanan, kaca mobil terbuka sehingga bukan tidak mungkin presiden pun terpapar debu yang berterbangan liar. Dengan latar kondisi ini, maka apakah mungkin sejatinya saat itu Jokowi sesungguhnya sedang menyeka mata dan hidungnya akibat debu itu? Ia bahkan sempat melihat ke pegelangan tangannya seperti hendak memastikan ada debu atau tidak disana.
Anda pun tentu bisa melihat dari rekaman video peristiwa itu, disini: https://bit.ly/45BCz60
Media-media mainstream memberitakan peristiwa ini dengan menyandarkan sepenuhnya sumber mereka dari video yang viral di media sosial. Meskipun kejadiannya sudah lama berselang, namun saya tergelitik untuk mempertanyakan hal yang sudah lama saya pendam terkait peristiwa ini. Dan rasanya, sekarang, ketika kondisi di daerah bencana sudah mulai berangsung normal, dengar berbagai bantuan dan pemerintah dan para pihak, adalah saat untuk mempertanyakan ini kembali.
Pastinya, Presiden Jokowi tak merespon pemberitaan bahwa dirinya menangis di Adonara, karena jikapun benar adanya, wajar saja. ia adalah seorang presiden yang sangat dekat, mencintai dan dicintai masyarakat. Namun, jika yang terjadi adalah ia membersihkan mata dan hidungnya, maka ini menjadi catatan untuk semua agar lebih berhati-hati membaca, menginterpretasi visualisasi dari foto atau video, apalagi yang diperoleh dari media sosial.
Kini tinggal menunggul kapan lagi ada presiden dan siapa presidennya yang akan datang ke Adonara, Flores Timur, NTT. Tentu saja, tidak harus menunggu ada bencana dulu kan?
Terima kasih dan sampai jumpa kapan-kapan.
Post a Comment