Kena Prank se-Indonesia! Ternyata Sandi Mau Pindah ke PKS, Bukan ke PPP
Berita Terkini - Sandiaga Uno bisa dibilang politisi yang baru muncul di negeri ini. Sebelumnya ia dikenal sebagai pengusaha yang suka jogging.
Ia pun baru bergabung dengan Gerindra pada 2015 silam.
Namun kiprahnya di politik tidak bisa dibilang kaleng-kaleng. Kalah Andi Arief meskipun sudah lama berkecimpung di Partai Demokrat.
Mantan ketua HIPMI itu pernah menjabat sebagai Wagub DKI, kemudian ikut Pilpres 2019 sebagai Cawapres. Dan terakhir, ia ditunjuk menjadi Menteri Pariwisata oleh Presiden Jokowi menggantikan Wishnutama.
Di Gerindra ia juga masuk jajaran elit partai yang diamanahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai.
Hanya saja, Sandi mendapatkan keistimewaan tersebut bukan tanpa pengorbanan. Untuk jadi Cawapres saja triliunan rupiah duitnya habis.
Itu pun masih kalah.
Gak mau diporotin oleh Prabowo yang mau nyapres lagi, dia pun berniat pindah partai.
Dan banyak warga plus 62 yang mengira kalau Sandi mau pindah ke PPP. Karena tanda-tandanya pun sudah ada. Seperti ia pernah mau dicalonkan jadi Ketua umum PPP setelah Romahurmuziy tersandung kasus korupsi. Kemudian Sandi sering menghadiri acara PPP, hingga telah meminta izin kepada Prabowo untuk menemui Plt Ketum PPP Mardiono.
Begitu pun dengan yang diungkapkan oleh Ketua Majelis Syariah PPP Mustofa Aqiel Siradj bahwa Sandi pernah mengatakan berniat bergabung dengan PPP.
Sedangkan kader Gerindra Kamrussamad mengungkapkan Sandi mau pindah ke PPP karena mau jadi ketua DPR.
Hanya saja, pernyataan anak buah Prabowo ini rada gak masuk akal. Karena untuk jadi ketua DPR itu kan ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Di antaranya berasal dari Parpol yang memperoleh kursi terbanyak di DPR.
Sedangkan PPP, pada Pemilu 2019 lalu memperoleh suara terdikit di DPR.
Justru lebih logis Sandi jadi kader PDIP kalau mau mendapatkan jabatan itu. Karena PDIP merupakan partai pemenang Pemilu pada 2014 dan 2019 lalu.
Tapi, apapun alasan yang disampaikan oleh kader Gerindra tersebut, mau benar atau dibuat-buat, yang jelas menunjukkan bahwa Sandi mau pindah partai.
Eh, bak kena prank se-Indonesia ternyata doi mau berlabuh ke PKS bro nsis. Bukan ke PPP.
Hal ini bisa dilihat dari apa dia sampaikan. Seperti Sandi sempat mengatakan kalau hatinya oranye. Yang kita tahu sendiri bahwa oranye merupakan warna resmi PKS. Kemudian Sandi juga sempat mengungkapkan keinginannya untuk berjuang bersama PKS.
"Saya lihat di sini banyak oranye, hati saya juga ke oranye," ujarnya dengan nada seperti tanpa bersalah kepada PPP.
"Saya berjuang dengan PKS ini sudah berkali-kali dan terbukti sampai saat ini berjuang pakai hati, berjuang yang sangat pantang menyerah, tidak pernah lelah dan rasanya ingin berjuang kembali dengan teman-teman PKS. PKS ini komitmennya terhadap NKRI luar biasa. Jadi kita berdoa Insya Allah dibukakan jalan," lanjut Sandi lagi.
Cadas. Hehehe
Gak kebayang betapa terkejutnya kader PPP mengetahui Sandi mengatakan hal demikian.
Jangankan kader PPP, warga dunia maya saja terkejut mendengar berita itu.
Lantas, apa yang menyebabkan Sandi berubah pikiran? Jadi lebih tertarik bergabung ke PKS daripada PPP.
Pertama, sudah menjadi rahasia umum kalau dia ingin jadi Cawapres Ganjar. Dengan bergabung bersama PPP harapannya hal itu bisa terwujud. Karena PPP juga mengusung gubernur Jateng tersebut.
Tapi PDIP berpikiran lain, tidak tertarik untuk mengusungnya.
Sehingga Sandi cawe-cawe ke PKS agar jadi Cawapres Anies.
Dan kedua, PKS memang sejak lama berniat menduetkan Anies-Sandi.
Hal ini tentu tidak lain tidak bukan karena faktor logistik bukan karena faktor elektabilitas Sandi.
Dengan Menteri Pariwisata itu jadi Cawapres Anies maka dana kampanye sebagian besarnya Sandi yang tanggung. Sehingga PKS tidak perlu keluar modal yang besar.
Bahkan bisa dapat untung, seperti pada Pilpres 2019 lalu Sandi memberi uang sebesar Rp 500 miliar kepada partai dakwah tersebut sebagai syarat mengusungnya sebagai Cawapres Prabowo.
Yang mana mahar politik ini diungkapkan oleh kader Demokrat, Andi Arief.
-o0o-
Tapi masalahnya untuk (Sandi) bisa berduet dengan Anies lagi tidak semudah itu ferguso.
Oke-lah dia jadi kader PKS dan diusung oleh PKS sebagai Cawapres Anies. Tapi apakah partai lain setuju?
Demokrat tentu tidak. Karena telah menyodorkan nama Ketumnya AHY sebagai Cawapres Anies.
NasDem juga belum tentu mau.
Jadi bisa dibilang sekarang, nama Sandi sudah buruk di mata pendukung Jokowi karena dia menyatakan minat untuk bergabung bersama partai yang kadernya doyan nyinyirin Jokowi, PKS. Dirinya juga sudah tidak diterima lagi oleh Gerindra karena tidak loyal kepada partai. Eh jadi Cawapres Anies belum tentu jadi.
Itulah resiko kalau jadi politisi plin-plan.
Post a Comment