Ganjar Itu Bukan Jokowi, Harus Berani Beda
Berita Terkini - Dua elite politik nasional yang sedang menjadi perbincangan saat ini adalah Ganjar Pranowo dan Joko Widodo ( Jokowi ). Yang satu presiden 2 periode dan sedang menjabat dan yang satunya calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024.
Apa yang menarik dari dua politisi ini ? Seiring perjalan kontestasi politik yang semakin panas , dua orang ini sedang menjadi super aktif terakhir di negeri. Manuver dan akrobatik politiknya sedang banyak diincar dan ditebak banyak orang dari pengamat politik kelas warung kopi hingga pakar politik nasional. Elite parpol pun tergopoh-gopoh untuk menebak dan kesusahan memprediksi apa yang mereka bicarakan dan hasil kesepakatannya.
Gerak gerik mereka itu unik dan juga kadang bombastik.. Saat ini mereka berdua sangat akrab dan mesra., Berada dalam fase terikat dan saling menganggap. Persepsi publik sudah terlanjur mengatakan Ganjar itu identik dengan Jokowi. Lebih banyak persamaan daripada perbedaanya. Beda dengan Capres lainnya, Anies Baswedan bahkan disebutkan sebagai antitesa Jokowi karena saking banyaknya perbedaan kedua tokoh tersebut.
Isu menarik terakhir ketika Ganjar Pranowo mengatakan jika Jokowi adalah mentor politik yang diandalkan. Artinya Ganjar Pranowo akan lebih banyak mengkloning banyak model kepemimpinan untuk dijadikan minimal referensi bahan menyusun strategi isu kampanye , peta jalan dialog interaktif menyilakan stage holder paska selesainya pilpres dan jika Ganjar Pranowo memang.
Keutamaan seorang mentor adalah relasi komunikasi dan hubungan personal yang linier dan elegan. Dua tokoh ini tidak saling merendahkan atau terjadi hirarki senioritas. Pertemuan Ganjar Pranowo Jokowi terakhir kalinya di istana presiden baru -baru mengisyaratkan jika Ganjar Pranowo dan Jokowi sedang .lakukan dialog dan juga kontemplasi politik tingkat dewa. Pembicaraan mereka menjadi separuh harta bagi arah dan kebijakan Indonesia 5-10 tahun ke depan.
Isu sentral pertemuan Jokowi dan Ganjar tentunya berkaitan erat dengan proses transisi kepemimpinan nasional dan juga isu strategis kekinian yang sedang terjadi dan muncul. Jangan lupa pula, jika Ganjar dan Jokowi keduanya adalah kader dari PDI-P. Tentunya mereka juga banyak menekankan pembicaraan berkaitan kondisi kekinian dan juga manuver politik terbaru di internal partainya.
Ganjar Pranowo mengakui dalam pertemuan dan makan malam bersama Jokowi ( Selasa, 13/06/2023) banyak menyinggung koalisi partai dan juga pencapresan dirinya. Dalam pembicaraan Isu ini nampaknya banyak hal yang disembunyikan dan tertutup rapat. Pada awalnya Ganjar Pranowo diundang ke istana untuk membicarakan banyak hal pembangunan dan pengembangan Candi Borobudur di Magelang Jateng.
Mereka berdua tidak bisa secara vulgar berbicara . Maklum juga karena masih wajib taat dan loyal ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.. Pasalnya urusan politik dan kebijakan pencapresan hak dan kedaulatan ada ditangan ketua umum partai. Harusnya Jokowi mengundang Ganjar Pranowo ke istana bukan diartikan dirinya "cawe-cawe" terlalu mendalam untuk menyetir atau mengambil peran banyak berkaitan isu pencapresan.
Sadar juga karena Jokowi dan Ganjar Pranowo adalah bagian dari pengaruh politik PDIP dan juga mereka dinyatakan sebagai petugas partai. Akan tetapi publik juga membaca jika Jokowi sedikit banyak melakukan pembangunan komunikasi politik dengan cara cerdik dan lincah. Jokowi dalam fase terakhir jabatannya sebagai presiden akan memilih dan memakai cara aman menyelamatkan infrastruktur politik dan juga kelanjutan dinasti politiknya. Skenario inilah yang mungkin sedang terjadi. Banyak klaim jika Jokowi melakukan intervensi mendalam dalam urusan pencapresan.
Catatan khusus bagi Gubernur Ganjar Pranowo jika dirinya wajib juga berhati-hati dan selalu waspada dalam pergaulan dan juga komunikasi politik dengan Jokowi. Ganjar Pranowo dihadapkan dalam persiapan pencapresan dirinya dan juga menaikkan elektabilitas partai. Di sisi lain Ganjar Pranowo juga manjadi taruhan dan juga rebahan banyak kepentingan bagi politisi senior terrnasuk juga harus perhatikan nasib masa transisi Jokowi. Ingat juga, stage holder politik banyak menempel dan bahkan dianeksasi serta terafiliasi dengan oligarki. Termasuk juga oligarki politik transaksional lintas negara atau transnasional.
Seperlunya jika Ganjar Pranowo bersikap ramah dan juga bisa diajak kerja sama oleh politisi senior tetapi Ganjar Pranowo juga harus berani tarik dan ulur menjadi manajer handal bagi akomodir semua kepentingan. Harusnya Ganjar Pranowo lebih banyak berpihak dan berkomunikasi dengan PDIP sebagai patron politik utamanya.
Jika membandingkan kekuatan politik saat ini yang sedang dimiliki, dipastikan Ganjar Pranowo lebih unggul dari Jokowi. Proses final Pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP menjadi simbol akhir kekuatan dan kedaulatan penuh bagi Ganjar Pranowo untuk diajarkan sebagai politis yang sedang moncer elektabilitas dan juga menjadi sentral konfigurasi politik nasional terutama isu pencapresan.
Jadi, bisa dikatakan jika banyak elite politik merapat untuk bekerja sama bahkan mencari suaka politik masa depan. Pada saatnya nanti , secara ekstrim Jokowi dan Ganjar Pranowo bisa jadi berbalik arah menjadi lawan yang mengerikan dalam posisi politik yang asimetris. Ini prediksi terburuk dalam lompatan politik 2-3 bulan ke depan. Lawan bahkan akan menjadi mentor baru, menjadi handal dan bisa jadikan mitra baru.
Dengan konfigurasi politik nasional yang belum jelas saat ini, perubahan peta politik bisa berubah secara cepat dan tragis. Semua elite partai sedang saling bermanuver dan juga berfikir keras memperjuangkan karyanya dan capres atau cawapresnya. Kondisi saat ini politik sedang pada fase paling labil . Banyak perjodohan politik yang dilanggar dan diingkari. Mereka elite politik sedang panik untuk mencari pertemanan politik yang dapat diandalkan.
Pepatah mengatakan, guru dan murid saja dalam urusan politik saling menyerang dan juga saling mematikan. Tidak ada teman dan lawan abadi dalam politik. Sebenarnya sudah terlihat jelas beberapa simpul politik yang akan menjadi ladang bumerang bagi kerja sama dan kemesraan Jokowi dan Ganjar Pranowo untuk saat ini. Rupanya mereka setidaknya lebih suka tersenyum lebar dan bergotongroyong menjamin persaudaraan politiknya bakal langgeng.
Dalam catatan penulis pertemuan kepentingan Ganjar Pranowo dan Jokowi sesungguhnya banyak beban hutang budi dan hutang politik yang menjadi beban baru dan tugas baru bagi rejim baru terbentuk. Artinya Ganjar Pranowo lebih banyak mengalah dan bahkan terbebani oleh berbagai sandera dan juga hutang politik. Ganjar Pranowo setidaknya memikirkan masa lalu rejim lalu dan juga berfikir ekstra untuk program kerja pemerintahan barunya Jika terpilih dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.
Apa yang harusnya dijadikan sebagai koridor / platform awal dan akhir untuk membuat sebuah cetak peta jalan politik yang steril ,terbebas dari sandera dan juga kewajiban melindungi kepentingan pribadi dari elite politik atau mantan elite politik tertentu. Ganjar Pranowo wajib berpijak dan berpihak lebih banyak ke pemilih barunya dari sekedar manjadi bagian dari penyangga dan juga pelindung banyak para pihak. Ganjar Pranowo harus berani memutuskan dan melindungi mimpinya menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan kedaulatan. Ganjar Pranowo juga wajib memakmurkan dan juga memberikan jaminan keadilan ekonomi dan politik masyarakat luas.
Ganjar Pranowo wajib mempunyai visi besar menjadikan NKRI menjadi bagian negara besar, berbudaya dan berdaulat penuh. Menjalankan politik luar negeri atas dasar kepentingan nasional dan wewujudkan peradaban baru untuk dunia. Ganjar Pranowo adalah dirinya bukan kloning dari tokoh atau sebutan rejim lama. Ganjar Pranowo adalah milik masyarakat Indonesia dan menjadi aset berbangsa dan bernegara.
Setidaknya Ganjar Pranowo bisa menjadikan Joko Widodo mandi bagian guru bangsa dan memberikan gelar baru sebagai negarawan. Hal ini yang sangat memungkinkan untuk menduetkan kembali Ganjar Pranowo dan Jokowi dalam urusan dan irisan Kepentingan khusus untuk negara dan bangsa. Ganjar Pranowo tidak dikatakan meninggalkan Jokowi tetapi Ganjar Pranowo memberikan tempat dan kedudukan baru bagi Jokowi. Ganjar tidak lagi menjadi bagian dari skenario mengerikan yang bakal atau akan muncul sebagai tokoh atau pemimpin baru yang pada akhirnya berseberangan dan menjadi antitesa Jokowi.
Post a Comment