AHY Membuat Anies Tidak Ada Pilihan?

AHY Membuat Anies Tidak Ada Pilihan?

Berita Terkini - Hasil survei beberapa lembaga survei menempatkan Anies Baswedan di posisi terakhir sebagai kandidat capres di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hal ini tentu saja bukan kabar baik bagi Anies dan koalisi pendukung.

Anies Baswedan mengakhiri masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada bulan Oktober 2022. Sejak saat itu Anies bukan lagi pejabat publik sehingga bebas kemana saja termasuk melakukan safari politik ke berbagai daerah.

Mantan Menteri Pendidikan ini termasuk kandidat capres yang paling awal melakukan safari politik. Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih sibuk menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan dan Gubernur Jawa Tengah.

Makin dekatnya pilpres 2024 membuat Prabowo dan Ganjar Pranowo akhirnya melakukan safari politik. Perjalanan safari politik ini tentu saja untuk menaikan elektabilitas dan memperkenalkan diri kepada masyarakat luas.

Rendahnya elektabilitas Anies Baswedan membuat koalisi pendukung tidak nyaman. Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyampaikan jika penyebab elektabilitas Anies rendah bahkan terus menurun adalah karena tidak segera mengumumkan nama cawapres.

Oleh karena itu Demokrat mendesak Anies Baswedan untuk segera mengumumkan nama cawapres paling lambat bulan Juni ini. Tapi pada bulan Juni Anies melaksanakan ibadah haji ke Arab Saudi bersamaan dengan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan.

Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji. Tim 8 yang bertugas merumuskan siapa cawapres pendamping Anies menyampaikan bahwa nama cawapres sudah ada di kantong Anies.

Oleh karena itu beberapa pihak memprediksi Anies akan mengumumkan nama cawapres sepulang dari Arab Saudi. Tapi sampai saat ini tidak juga terdengar kabar pengumuman tersebut.

Partai Demokrat terus mendesak Anies agar segera mengumumkan nama cawapres bahkan seolah mendesak agar AHY jadi cawapres. AHY pun terus melakukan pendekatan secara intensif.

Ketika Anies berangkat haji AHY begitu setia mengantar ke bandara. Ketika Anies pulang pun AHY begitu setia menjemput walaupun harus ke bandara pada jam 02.00 dini hari. Kondisi ini tentu saja membuat Anies seolah terdesak dan akan merasa tidak nyaman jika cawapres nantinya bukan AHY.

Selain itu beberapa bulan yang lalu Andi Arief pernah menyatakan jika Anies tidak mengumumkan cawapres Juni ini maka Demokrat akan melakukan evaluasi menyeluruh. Pernyataan ini merupakan kode keras jika Partai Demokrat mempunyai kemungkinan besar untuk berpindah haluan.

Apalagi AHY dan Puan sudah bertemu langsung di senayan yang ditafsirkan sebagai rekonsiliasi politik. Kedepannya sangat mungkin Partai Demokrat dan PDI Perjuangan bersatu pada sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan.

Kondisi ini membuat Anies didesak ke pojok paling pojok sehingga Anies tidak ada pilihan lain selain menjadikan AHY jadi cawapresnya.

No comments

Powered by Blogger.
------------------------------