Pemilih adalah Raja, Manjakan Mereka dengan Capres yang Tidak Sembunyikan Masa Lalu


Berita Terkini - Kesepakatan partai-partai politik untuk berkoalisi dalam kontestasi Pemilihan Umum selalu diidentikkan dengan bagi-bagi jatah kursi. Kita tidak tahu kejadian di belakang kamera atau peliputan media, bahwa isi pembicaraan para elit partai sedemikian alotnya. Yang muncul di pemberitaan sepertinya hanya mewacanakan tema-tema klasik, seperti menyamakan persepsi atau gagasan. Selebihnya publik hanya bisa menduga-duga bahwa alotnya kesepakatan yang dibangun hanya berputar pada masalah siapa akan mendapat apa.

Atas kondisi umum seperti itu, kita menjadi ibarat mengkonsumsi menu makanan tanpa cita rasa, yang berarti tidak ada yang secara drastis menjadi pembeda ketika melihat kemungkinan siapa bergabung koalisi mana. Dalam hal Partai Nasdem menggaet partai-partai oposisi misalnya, mereka seakan-akan hanya berfokus pada posisi cawapres akan diberikan kepada siapa, dan untuk urusan itu pun sudah cukup kritis sehingga berpotensi mengancam keutuhan koalkisi.

Ketika menyaksikan elit PDIP berupaya menggaet partai-partai pendukung pemerintah lainnya guna mematangkan pencapresan Gandjar Pranowo, sedikit sulit untuk meneropong hasil akhirnya, lebih-lebih jika dibandingkan dengan Gerindra yang juga telah menetapkan capresnya sendiri. Relatif lebih cair ketika partai Golkar atau PPP didekati PDIP, karena dua partai Ka’bah dan beringin ini belum menunjukkan kecenderungan menjagokan kadernya sendiri sebagai capres. Mungkin karena syarat suara yang dimilikinya sangat tergantung dengan siapa mereka akan bergabung.


Bagi calon pemilih sangat sulit menjatuhkan pilihannya jika antara satu pasangan dengan pasangan lainnya tidak memiliki rekam jejak yang meyakinkan, misalnya pernah menduduki kursi Kepala Daerah, sebagaimana dimiliki Anies Baswedan atau Gandjar Pranowo. Meskipun retorika Prabowo atau calon lain yang mungkin akan muncul lebih menarik, kita yakini tidak sama dengan dua nama terdahulu. Terlepas daya tarik Anies atau Gandjar seperti apa, lebih-lebih jika diketahui dengan siapa mereka akan berpasangan, akan menjadi nilai plus atau minus dari masing-masing sosok.

Sangat berbeda posisinya dengan yang tampak pada Jokowi ketika berpasangan dengan JK maupun Ma’ruf Amin, pemilih hanya fokus pada nilai jual Jokowi. Inilah yang sulit kita temui pada para capres dan cawapres kali ini. Bagi warga yang pernah berinteraksi dengan para capres, mereka mungkin sudah dapat memutuskan pilihannya, mereka yang berada di Jawa Tengah misalnya, cenderung mendukung Gandjar, atau sebaliknya kepada Anies bagi warga DKI Jakarta, kecuali jika mereka memiliki pengalaman kurang baik di daerahnya bersama para kandidat tersebut.

Situasi berbeda jika yang muncul adalah seorang Menteri atau capres berlatar non Kepala Daerah, dengan alasan tidak memiliki pengalaman emosional, pemilih tidak secara meyakinkan akan menjatuhkan pilihan kepada kandidat tersebut. Dari cara berpikir demikian, maka peran partai pengusung akan sangat menentukan. Pemilih cenderung melihat siapa pengusungnya ketika seorang atau sepasang kontestan tidak secara meyakinkan memiliki rekam jejak yang menarik.

Persepsi keterpilihan seorang capres, meskipun tidak boleh disangkut pautkan dengan bidang tugas yang pernah atau sedang dipegangnya, namun setidaknya ada aspek spektrum intensitas komunikasi antara yang bersangkutan dengan publik yang memudahkan penilaian calon pemilih kepada kelayakan kontestan untuk dianggap tepat.

Sebagaimana kita mudah menilai kualitas seorang Anies Baswedan, karena rekam jejaknya mudah kita dapatkan selama dia menjabat Gubernur, demikian juga dengan Gandjar Pranowo. Alangkah baiknya jika parpol membatasi seorang kandidat berdasarkan pengalamannya di daerah, yang memudahkan pemilih melakukan penilaian secara objektif, dibandingkan jika yang bersangkutan relatif tidak terbaca potensi kepemimpinannya berdasarkan otoritasnya.

Sumber : https://seword.com/politik/pemilih-adalah-raja-manjakan-mereka-dengan-capres-OlUFYbAN9C

No comments

Powered by Blogger.
------------------------------